Atasi Kejenuhan di Tempat Kerja: Kenapa dan Bagaimana Memperhatikan Kesehatan Psikis Pekerja?
Oleh Rany Moran
Anda dapat menghemat jutaan atau milyaran uang perusahaan jika mampu membuat karyawan anda bahagia.
WHO mengatakan bahwa ekonomi global kehilangan produktivitas US $ 1 triliun setahun akibat depresi dan kecemasan. Menurut Harvard Business Review, diperkirakan $ 125 hingga $ 190 miliar setahun dihabiskan untuk perawatan kesehatan psikologis dan fisik karyawan yang kelelahan di AS saja, sementara penelitian lain menemukan bahwa Singapura menghabiskan sekitar $ 3,18 miliar (SGD) terhadap penyakit terkait stres kronis, peringkat kedua dalam daftar, sementara Australia berada di urutan ketiga. Kondisi stres dapat merujuk pada gejala fisik dan mental yang disebabkan oleh stres, seperti sakit kepala, kecemasan, depresi, nyeri otot, dan gangguan panik — kebanyakan dipicu oleh kejenuhan ekstrem yang tak disadari.
Kejenuhan adalah pandemi yang perlahan mempengaruhi orang di seluruh dunia.
Laporan lain menemukan bahwa di Australia, hampir satu dari tiga pekerja dari industri yang berbeda menderita gangguan psikis. Apakah kita hidup dalam budaya bekerja yang monoton hingga mengalami titik jenuh, dimana persaingan untuk mengejar targetlah yang hanya menjadi fokus perusahaan dengan mengeluarkan biaya berapa pun? Orang-orang yang memiliki prestasi tinggi kerap mengatakan, “Saya bisa melakukan segalanya,” perilaku tersebut ternyata bisa membuat perusahaan mengeluarkan biaya untuk kesehatan mereka saat mereka ingin berhenti bekerja, atau lebih buruk lagi.
Bagaimana Solusinya?
Langkah pertama adalah semua orang — di setiap tingkat perusahaan — menyadari bahwa kejenuhan adalah sindrom yang serius, dan banyak yang harus dilakukan untuk memperbaiki akar penyebab semuanya. Kejenuhan bukan masalah pada manusianya melainkan masalah di tempat kerja.
Tapi bagaimana direktur bisa lebih proaktif dalam mencegah kejenuhan karyawan? Memang tidak
sesederhana seperti memberikan sambutan dan motivasi — namun yang harus dilakukan adalah perombakan budaya tempat kerja secara menyeluruh, termasuk perubahan organisasi dan perubahan mentalitas.
Berikut beberapa tips supaya karyawan Anda kembali fokus pada pekerjaannya:
1. Kurangi waktu berjam-jam yang tidak masuk akal, yang merupakan penyebab utama kejenuhan. Temukan cara terbaik untuk mengoptimalkan produktivitas dalam jam kerja standar dan hindari kerja lembur yang tidak perlu di mana tekanan untuk menyelesaikan tugas pada akhirnya akan mengalahkan produktivitas sebenarnya.
2. Tetapkan dan hormati batasan. Kurangnya batasan yang jelas, terukur, dan dapat diamati di tempat kerja, dapat menciptakan lingkungan persaingan yang tidak sehat, perebutan kekuasaan dan perilaku tidak mendukung, dapat berdampak besar pada ketenangan pikiran dan harga diri staf. Jadi, yang paling ideal adalah menetapkan lingkup pekerjaan yang jelas dan beban kerja yang diharapkan sejak awal, dan mengelola ekspektasi, daripada membiarkan masalah terus terjadi, sementara gaji dan tingkat penghargaan tetap berubah.
3. Perbesar kekuatan individu. Ketika manajer fokus pada kekuatan karyawan dan memberi mereka kesempatan untuk melakukan yang terbaik, mereka cenderung (dan tetap) terlibat, didorong, dan termotivasi untuk terus mencapai hasil yang baik. Karyawan merasa paling dihargai ketika upaya dan ide mereka diakui.
4. Tawarkan dukungan dan sumber daya yang memadai. Apakah Anda ingin meningkatkan produksi atau target tertentu? Kemudian anda harus menambah sumber daya untuk tim anda, baik dalam bentuk tenaga kerja (seperti freelancer) atau remunerasi untuk waktu dan usaha ekstra yang diinvestasikan untuk perusahaan.
5. Mulailah untuk fleksibel. Negara-negara Asia khususnya memiliki budaya kerja yang tidak fleksibel —sebaiknya itu diubah. Jika pandemi telah mengajari kita sesuatu, bahwa kita dapat bekerja dari rumah dan mempunyai waktu kita sendiri, dan tetap menyelesaikan pekerjaan di penghujung hari.
6. Meningkatkan kesejahteraan staf. Perusahaan yang memberi karyawan sumber daya untuk hidup lebih sehat memiliki tenaga kerja yang lebih produktif, bersemangat, dan tahan lama. Sesederhana jika Anda merawat mereka dengan baik, mereka akan melakukan hal yang sama kepada Anda. Di luar skema benefit kesehatan yang sudah baik, Anda mungkin bisa meningkatkan jumlah hari cuti melahirkan, meningkatkan bayaran lembur, menawarkan bonus (seperti yang berbasis kinerja, di atas remunerasi akhir tahun wajib), dan memperpanjang waktu diskon, misalnya diskon tiket pesawat, hotel, tour, dan kapal pesiar akan memberi staf lebih banyak insentif untuk tetap tinggal dan menghargai pengalaman seputar pekerjaan mereka.
7. Prioritaskan kesehatan dan kesejahteraan. Ingin menyegarkan energi staf Anda kembali? Mengapa tidak melakukan olahraga secara bersama, yoga atau bahkan kelas meditasi di Zoom, atau di kantor, jika anda memiliki ruangan yang cukup? Apakah dapur kantor Anda kosong, yang bisa diisi dengan camilan lezat dan sehat serta kopi yang enak untuk kesenangan? Beberapa perusahaan juga mulai menawarkan "Anggaran Perawatan Diri", dimana setiap staf dialokasikan sejumlah uang setiap tahun yang dapat dibelanjakan untuk segala hal mulai dari menjadi anggota gym.